3 Macam Anemia Pada Kehamilan, Faktor, Gejala, Bahaya, dan Pencegahan serta Perawatan
3 Macam Anemia Ibu Hamil Penting diketahui anemia pada kehamilan (ibu hamil), simak ulasan artikel berikut yang dapat berguna untuk ibu hamil ataupun yang membutuhkan. Ketika hamil, mungkin anda akan mengalami anemia. Ketika mengalami anemia, darah anda tidak mempunyai cukup sel darah merah untuk mengantarkan oksigen ke jaringan tubuh.
Selama masa kehamilan, tubuh anda memproduksi lebih banyak darah untuk mendukung perkembangan janin. Jika tidak mendapat cukup asupan zat besi atau nutrisi lainnya, tubuh anda tidak dapat memproduksi sel darah merah dalam jumlah yang cukup yang dibutuhkan untuk memproduksi darah tambahan.
Mengalami anemia ringan selama masa kehamilan adalah hal yang normal. Namun anda dapat mengalami anemia yang lebih berat akibat kekurangan zat besi, vitamin, maupun alasan lainnya.
Anemia dapat membuat anda lemah dan cepat merasa lelah. Jika tidak ditangani, dapat meningkatkan resiko komplikasi serius, misalnya kelahiran prematur.
Berikut ini hal-hal yang perlu anda ketahui mengenai penyebab, gejala, dan perawatan anemia selama masa kehamilan.
Tipe-tipe anemia selama masa kehamilan
Beberapa tipe anemia yang dapat terjadi selama masa kehamilan, meliputi :
Anemia defisiensi besi
Kekurangan zat besi merupakan penyebab paling umum terjadinya anemia pada masa kehamilan. Tipe anemia ini terjadi ketika tubuh tidak memiliki cukup zat besi untuk memproduksi hemoglobin yang adekuat. Hemoglobin merupakan protein pada sel darah merah yang bertugas mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.
Anemia defisiensi folat
Asam folat merupakan salah satu jenis vitamin B. Tubuh membutuhkan asam folat untuk memproduksi sel-sel baru, termasuk sel darah merah. Selama masa kehamilan, anda membutuhkan ekstra asam folat, namun terkadang kita tidak cukup asupan asam folat dari makanan. Ketika hal itu terjadi, tubuh tidak dapat membuat cukup sel darah merah untuk mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh. Defisiensi folat dapat secara langsung menyumbang beberapa tipe cacat bawaan lahir pada bayi.
Anemia defisiensi B12
Tubuh membutuhkan vitamin B12 untuk membentuk sel darah merah. Ketika wanita hamil tidak mendapatkan cukup asupan vitamin B12 dari makanan, tubuhnya tidak dapat memproduksi cukup sel darah merah. Wanita yang tidak makan daging, unggas, produk olahan susu, dan telur memiliki resiko lebih besar mengalami defisiensi vitamin B12, yang dapat menyumbang cacat bawaan lahir pada bayi.
Faktor resiko anemia pada kehamilan
Semua wanita hamil memiliki resiko mengalami anemia. Hal ini diakibatkan karena mereka membutuhkan lebih banyak zat besi dan asam folat dibandingkan sebelumnya. Namun resiko tersebut meningkat pada situasi-situasi berikut ini :
Gejala anemia pada kehamilan
Pada tahap awal anemia terkadang tidak menunjukkan gejala yang jelas. Dan beberapa gejala di atas juga sering dialami wanita yang sedang hamil, walaupun tidak anemia. Oleh karena itu, penting untuk mendapatkan tes darah pada pemeriksaan kehamilan rutin untuk mengetahui apakah anda mengalami anemia atau tidak.
Bahaya anemia pada kehamilan
Anemia defisiensi besi yang berat dan tidak ditangani dapat meningkatkan resiko :
Anemia defisiensi folat yang tidak ditangani dapat meningkatkan resiko :
Pemeriksaan untuk menegakkan anemia pada kehamilan
Selama pemeriksaan kehamilan, anda akan mendapatkan tes darah sehingga dokter dapat mengetahui anda anemia atau tidak. Tes darah tersebut meliputi :
Tes hemoglobin
Tes dilakukan untuk mengukur kadar hemoglobin, protein yang kaya akan zat besi pada sel darah merah yang berperan mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh.
Tes hematokrit
Selama masa kehamilan, tubuh anda memproduksi lebih banyak darah untuk mendukung perkembangan janin. Jika tidak mendapat cukup asupan zat besi atau nutrisi lainnya, tubuh anda tidak dapat memproduksi sel darah merah dalam jumlah yang cukup yang dibutuhkan untuk memproduksi darah tambahan.
Mengalami anemia ringan selama masa kehamilan adalah hal yang normal. Namun anda dapat mengalami anemia yang lebih berat akibat kekurangan zat besi, vitamin, maupun alasan lainnya.
Anemia dapat membuat anda lemah dan cepat merasa lelah. Jika tidak ditangani, dapat meningkatkan resiko komplikasi serius, misalnya kelahiran prematur.
Berikut ini hal-hal yang perlu anda ketahui mengenai penyebab, gejala, dan perawatan anemia selama masa kehamilan.
Beberapa tipe anemia yang dapat terjadi selama masa kehamilan, meliputi :
Anemia defisiensi besi
Kekurangan zat besi merupakan penyebab paling umum terjadinya anemia pada masa kehamilan. Tipe anemia ini terjadi ketika tubuh tidak memiliki cukup zat besi untuk memproduksi hemoglobin yang adekuat. Hemoglobin merupakan protein pada sel darah merah yang bertugas mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.
Anemia defisiensi folat
Asam folat merupakan salah satu jenis vitamin B. Tubuh membutuhkan asam folat untuk memproduksi sel-sel baru, termasuk sel darah merah. Selama masa kehamilan, anda membutuhkan ekstra asam folat, namun terkadang kita tidak cukup asupan asam folat dari makanan. Ketika hal itu terjadi, tubuh tidak dapat membuat cukup sel darah merah untuk mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh. Defisiensi folat dapat secara langsung menyumbang beberapa tipe cacat bawaan lahir pada bayi.
Anemia defisiensi B12
Tubuh membutuhkan vitamin B12 untuk membentuk sel darah merah. Ketika wanita hamil tidak mendapatkan cukup asupan vitamin B12 dari makanan, tubuhnya tidak dapat memproduksi cukup sel darah merah. Wanita yang tidak makan daging, unggas, produk olahan susu, dan telur memiliki resiko lebih besar mengalami defisiensi vitamin B12, yang dapat menyumbang cacat bawaan lahir pada bayi.
Faktor resiko anemia pada kehamilan
Semua wanita hamil memiliki resiko mengalami anemia. Hal ini diakibatkan karena mereka membutuhkan lebih banyak zat besi dan asam folat dibandingkan sebelumnya. Namun resiko tersebut meningkat pada situasi-situasi berikut ini :
- Wanita yang mengandung anak kembar
- Jarak waktu yang dekat dengan kehamilan sebelumnya
- Muntah-muntah yang berat akibat morning sickness
- Kehamilan pada remaja
- Menstruasi yang menyebabkan kehilangan banyak darah sebelum kehamilan
Gejala anemia pada kehamilan
- Kulit, bibir, dan kuku tampak pucat
- Merasa lemah dan cepat lelah
- Pusing
- Nafas pendek
- Detak jantung cepat
- Masalah dalam berkonsentrasi
Pada tahap awal anemia terkadang tidak menunjukkan gejala yang jelas. Dan beberapa gejala di atas juga sering dialami wanita yang sedang hamil, walaupun tidak anemia. Oleh karena itu, penting untuk mendapatkan tes darah pada pemeriksaan kehamilan rutin untuk mengetahui apakah anda mengalami anemia atau tidak.
Bahaya anemia pada kehamilan
Anemia defisiensi besi yang berat dan tidak ditangani dapat meningkatkan resiko :
- Kelahiran prematur atau bayi lahir dengan berat badan rendah
- Transfusi darah (jika anda kehilangan banyak darah pada saat melahirkan)
- Depresi setelah melahirkan
- Kelahiran prematur atau bayi lahir dengan berat badan rendah
- Bayi lahir dengan cacat otak atau saraf tulang belakang
Pemeriksaan untuk menegakkan anemia pada kehamilan
Selama pemeriksaan kehamilan, anda akan mendapatkan tes darah sehingga dokter dapat mengetahui anda anemia atau tidak. Tes darah tersebut meliputi :
Tes hemoglobin
Tes dilakukan untuk mengukur kadar hemoglobin, protein yang kaya akan zat besi pada sel darah merah yang berperan mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh.
Tes hematokrit
Tes dilakukan untuk mengukur persentase sel darah merah dalam suatu sampel darah.
Jika anda memiliki kadar hemoglobin dan/atau hematokrit yang lebih rendah dari normal, anda mungkin mengalami anemia defisiensi besi. Dokter mungkin akan melakukan tes lainnya, untuk memastikan apakah anda memiliki penyebab anemia lainnya.
Walaupun anda tidak mengalami anemia pada masa awal kehamilan, dokter biasanya akan merekomendasikan untuk melakukan tes darah lagi pada trimester kedua atau ketiga.
Perawatan untuk anemia pada kehamilan
Jika anda mengalami anemia selama masa kehamilan, anda mungkin perlu untuk mulai mengkonsumsi suplemen zat besi atau asam folat. Dokter juga mungkin akan menyarankan untuk memperbanyak makan makanan yang tinggi kadar zat besi dan asam folatnya.
Sebagai tambahan, anda akan diminta melakukan kembali tes darah setelah beberapa waktu tertentu, untuk melihat perkembangan kadar hemoglobin dan hematokrit anda.
Untuk mengatasi anemia defisiensi B12, dokter mungkin akan merekomendasikan anda mengkonsumsi suplemen vitamin B12.
Dokter mungkin akan merekomendasikan anda memasukkan makanan hewani dalam diet anda seperti :
Mencegah anemia pada kehamilan
Untuk mencegah anemia selama masa kehamilan, pastikan anda mendapat cukup asupan zat besi. Menu makan yang seimbang dan perbanyak makanan dengan kandungan zat gizi tinggi dalam diet anda, seperti :
Buah-buahan dengan kandungan vitamin C yang tinggi dapat membantu tubuh anda menyerap lebih banyak zat besi. Buah-buahan tersebut antara lain :
Cobalah untuk makan makanan yang kaya akan zat besi bersama-sama dengan buah-buahan yang kaya akan vitamin C. Selain itu, makan juga makanan yang kaya akan asam folat seperti : sayuran hijau, kacang-kacangan, roti, sereal, dan sitrus. Ikuti instruksi dokter untuk mengkonsumsi suplemen vitamin yang mengandung cukup zat besi dan asam folat. Jika anda vegetarian, konsultasikan dengan dokter anda untuk mendapatkan suplemen vitamin B12 selama masa kehamilan dan menyusui.
Sumber Artikel
https://www.jefar.net/2019/10/3-jenis-anemia-pada-kehamilan-faktor-gejala-bahaya-pencegahan-perawatan.html
Jika anda memiliki kadar hemoglobin dan/atau hematokrit yang lebih rendah dari normal, anda mungkin mengalami anemia defisiensi besi. Dokter mungkin akan melakukan tes lainnya, untuk memastikan apakah anda memiliki penyebab anemia lainnya.
Walaupun anda tidak mengalami anemia pada masa awal kehamilan, dokter biasanya akan merekomendasikan untuk melakukan tes darah lagi pada trimester kedua atau ketiga.
Perawatan untuk anemia pada kehamilan
Jika anda mengalami anemia selama masa kehamilan, anda mungkin perlu untuk mulai mengkonsumsi suplemen zat besi atau asam folat. Dokter juga mungkin akan menyarankan untuk memperbanyak makan makanan yang tinggi kadar zat besi dan asam folatnya.
Sebagai tambahan, anda akan diminta melakukan kembali tes darah setelah beberapa waktu tertentu, untuk melihat perkembangan kadar hemoglobin dan hematokrit anda.
Untuk mengatasi anemia defisiensi B12, dokter mungkin akan merekomendasikan anda mengkonsumsi suplemen vitamin B12.
Dokter mungkin akan merekomendasikan anda memasukkan makanan hewani dalam diet anda seperti :
- Daging
- Telur
- Produk olahan susu
Mencegah anemia pada kehamilan
Untuk mencegah anemia selama masa kehamilan, pastikan anda mendapat cukup asupan zat besi. Menu makan yang seimbang dan perbanyak makanan dengan kandungan zat gizi tinggi dalam diet anda, seperti :
- Daging merah yang rendah lemak, unggas, dan ikan
- Sayur-sayuran hijau seperti bayam dan brokoli
- Sereal dan biji-bijian yang mengandung zat besi
- Kacang-kacangan dan tofu
- Telur
- Sitrus
- Strawberry
- Kiwi
- Tomat
- Paprika
Sumber Artikel
https://www.jefar.net/2019/10/3-jenis-anemia-pada-kehamilan-faktor-gejala-bahaya-pencegahan-perawatan.html
0 Response to "3 Macam Anemia Pada Kehamilan, Faktor, Gejala, Bahaya, dan Pencegahan serta Perawatan"
Post a Comment